Kamis, 15 Oktober 2009

Siap Menikah?


Ticktockticktockticktock..
Begitu detak jarum on the clock. Clock bukan sembarang clock. Clock yang satu ini berkaitan dengan kehidupan bersama orang lain, namanya social-clock. Berdasarkan social-clock, di Indonesia tepatnya dan di Jakarta serta di sejumlah kota besar lain khususnya, usia menikah yang berlaku umum adalah dua puluh-an. Persis seperti yang dicetuskan oleh salah seorang tokoh di bidang Psikologi, Erik Erikson.
Di usia tersebut, setiap orang bersiap mencari partner hidup. Social-clock menjadi penting. Karena patokan menikah diukur dari kebanyakan orang. Kebanyakan orang menikah di usia dua puluhan. Sehingga ketika Anda berusia tiga puluhan dan belum menikah, Anda merasa ticktockticktock.. Padahal yang paling penting sebelum memutuskan menikah adalah ke-siap-an Anda secara pribadi.
Mungkin Anda akan bertanya-tanya, mengapa menikah penting? Tahukah Anda, penelitian tentang kebahagiaan, khususnya dalam area Psikologi Positif, menemukan bahwa pilar kebahagiaan yang paling utama adalah kehidupan sosial bersama teman dan berada dalam cinta. Cinta yang dimaksud di sini tentu saja cinta yang hangat dan menetap. Tidak heran bila banyak penelitian (seperti yang dituliskan dalam buku Philip Rice: Intimate Relationships, Marriages, and Families) yang mengatakan, bahwa pada usia dewasa, mereka yang menikah merasa lebih bahagia dan sejahtera dibandingkan mereka yang tidak menikah. Surprising fact, right?
Mengingat pentingnya arti pernikahan, selain alasan ibadah, dalam kehidupan manusia yang memang ditakdirkan sebagai makhluk sosial, saatnya Anda mulai memikirkan nasib hubungan cinta Anda bersama pasangan. Akan segera berakhir di pernikahan atau tidak. Masalahnya, siap kah Anda untuk menikah?
Untuk menilai kesiapan Anda, pastikan Anda sudah mempertimbangan beberapa hal di bawah ini;

- siap berkomitmen
pastikan bahwa Anda siap menjalin komitmen berdua dengan pasangan. Dalam pengertian siap menjalani hubungan yang eksklusif. Tidak melibatkan pihak ketiga baik secara emosional maupun seksual.
- kesediaan memiliki tanggung jawab
pastikan bahwa saat menikah kelak Anda siap bertanggung jawab. Siap memerhatikan kesejahteraan pasangan, siap menjadi orang tua, bahkan siap menjadi tulang punggung keluarga, yang akan bekerja dan mengurus rumah tangga.
- siap untuk tidak bergantung pada orang tua
pastikan bahwa Anda bukanlah orang yang bergantung secara emosional pada orang tua. Saat menikah kelak, pemenuhan kebutuhan emosional akan ditujukan kepada pasangan. Sehingga loyalitas pun ditujukan kepada pasangan. Demikian pula kehidupan finansial. Pastikan Anda mampu membiayai kehidupan Anda sendiri. Masalah finansial menjadi penting karena turut menentukan pengaruh dan power yang ada dalam hubungan. Pastikan power tidak lagi terletak pada orang tua. Melainkan pada Anda dan pasangan, sebagai penentu jalannya kehidupan berumah tangga.
- memiliki alasan positif untuk menikah
sejumlah orang menikah hanya karena ingin ”lari” dari situasi yang dianggap sulit, seperti keluarga yang sedang susah secara finansial, orang tua yang sangat keras, pelarian dan aksi balas dendam terhadap pacar lama, bahkan karena alasan hamil sebelum menikah. Pernikahan bukan jawaban atas masalah-masalah pribadi yang muncul. Pernikahan jusru sebuah komitmen baru untuk dapat hidup bersama dengan orang lain yang akan menjadi partner seumur hidup. Dengan tujuan membangun visi dan misi bersama dalam cinta. Misal, ingin punya teman di masa tua, ingin membesarkan anak dan cucu bersama, ingin mengembangkan diri bersama sambil menjalankan ibadah, dan masih banyak lagi. Pastikan Anda menikah bukan karena alasan yang tak ada kaitannya dengan Anda dan pasangan.

Sekarang, Anda sudah merasa siap menikah?
Bila Anda masih ragu, dengan alasan, is he/she the one? Pastikan Anda membaca artikel minggu depan. Tentang PASANGAN YANG TEPAT DAN TIDAK UNTUK DIJADIKAN PARTNER HIDUP..

6 komentar:

  1. bagaimana penjelasan mengenai pasangan artis yg kawin-cerai? bahkan ada yg sudah menikah puluhan taun, mendadak bercerai... apa mereka adalah org2 yg tdk siap menikah?

    BalasHapus
  2. hehehee..nice thought Fren..;p
    kl dah nikah..means dia siap nikah dong Fren..
    problemnya..siap gaa..buat kompromi n keep the sparks everlasting?..hehehe..
    actually..gimana caranya..dikupas lengkap loohh di buku LOVE-COLD..yaahhh promosi lagi dehh..hehehhe..thanks Sufren..;p

    BalasHapus
  3. like it mba.....cant hardly wait to buy ur book...
    U GO GIRL :)

    BalasHapus
  4. RIMAAAAA...
    thank you so much..udah mampir..
    Ini diaaa... bukunyaaaa.. covernyaaa..
    Mudah2an terbit sebelum natal..tepatnya 24 Desember 2009..
    Gramedia sbg penerbit sdg mengusahakan untuk ada di toko buku sejak tgl 22 Desember..
    hehehheee...

    BalasHapus
  5. mbak Vera yang baik,
    mau tanya nih..
    saya ini single & sudah dewasa. tapi kayaknya saya butuh support psikolog.
    gimana caranya ya?

    thanks in advance

    BalasHapus
  6. nice post bunda....salam kenal dari belle.

    BalasHapus