Senin, 15 Desember 2014

Si Kecil Berkarakter Tangguh

Agar si kecil Anda kelak mampu "defense" untuk dirinya sendiri saat menghadapi lingkungan yang 'keras' di luar sana, bantu ia untuk lebih dulu memiliki pengalaman yang penuh tantangan di rumah. Beri ia tantangan agar; 1) Punya karakter positif dan kuat, sehingga mampu bilang: “I am loveable, I am strong, I am a good girl.” Tentunya dengan mencukupkan kasih sayang dan memberi apresiasi positif padanya. 2) Bantu si kecil merasa kompeten, seperti; mampu mengatakan: “I can do it”. Tentu karena ia dituntut mampu mandiri mengurus dirinya dan melakukan berbagai chores a.k.a. kegiatan rumah tangga untuk anak-anak. 3) Pastikan si kecil tahu apa yang ia mau, seperti dengan pernyataan ini: “I want...” Saat ke-3 penghayatan tersebut di atas berkembang adalah pertanda resiliency pada si kecil juga berkembang. Resiliency, membuat si kecil mampu bertahan dan melindungi dirinya saat mendapat gangguan dari luar tanpa perlu Anda ajari untuk membalas atau menampilkan aksi agresi. Demikian, semoga mencerahkan:)

Minggu, 20 April 2014

Kids Today Project Campaign

Mengamati fenomena minimnya kegiatan bermain dalam agenda harian anak, baru-baru ini dirancang sebuah proyek yang berorientasi mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan fokus utama menghidupkan kembali kegiatan bermain dalam kehidupan anak. Proyek ini digadang oleh Rinso dengan nama Kids Today Project.

Kids Today Project mengangkat tema ‘Berani Kotor itu Baik” dengan mempersembahkan rangkaian film pendek berdurasi 3 menit yang dilakukan di 4 negara berbeda, yaitu UK, Brazil, India, dan Indonesia untuk kemudian diluncurkan serentak pada bulan Maret – Mei 2014. Dengan adanya project ini, Rinso ingin memberitahukan kepada Ibu-Ibu di Indonesia bahwa keterlibatan bermain anak dalam perkembangan itu penting.

Rangkaian film ini mengambil pendekatan dan visual yang unik. Dengan kamera eyeview dan snorricam yang akan dipasangkan pada anak, sehingga memungkinkan kita melihat dan mengetahui sudut pandang anak melalui rekaman asli tersebut. 4 video yang dibuat Rinso untuk menggambarkan kehidupan anak-anak dari POV mereka saat ini:

Anak-Anak Perkotaan: Menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi oleh anak-anak di lingkungan perkotaan – YouTube link: http://www.youtube.com/watch?v=tt_NmYFNsEA&list=PLtebMd7rvL9FBXi50dVeEmWBI5F_El2er

Anak-Anak yang Sibuk: Menunjukkan bagaimana kegiatan belajar tiada henti sebelum sekolah hingga sesudah sekolah menciptakan anak-anak yang terlalu sibuk – YouTube link: http://www.youtube.com/watch?v=iBhbjW9qnbE&list=PLtebMd7rvL9FBXi50dVeEmWBI5F_El2er

Wajah Bermain: Sebuah film serba cepat dan menyenangkan dimana kita dapat melihat dengan jelas bagaimana anak bereaksi ketika melakukan apa yang paling mereka sukai – YouTube link: http://www.youtube.com/watch?v=VJ8YM-1e1aQ&list=PLtebMd7rvL9FBXi50dVeEmWBI5F_El2er

Menjadi Seorang Anak Kecil: Anak-anak menceritakan seperti apa dunia saat ini dari sudut pandang mereka dan khususnya tentang pentingnya bermain – YouTube link: http://www.youtube.com/watch?v=91mWNPc_D2E&list=PLtebMd7rvL9FBXi50dVeEmWBI5F_El2er

Melalui keempat film di atas, Kids Today project ingin mengingatkan kembali betapa pentingnya kegiatan bermain dalam kehidupan anak. Sayang, kegiatan bermain justru hanya menjadi kegiatan tambahan dan dianggap tak penting lagi. Orang dewasa seolah banyak yang lupa, anak justru belajar banyak melalui kegiatan bermain.

Dipahami, mengingat peran orang tua mengasuh anak agar kelak tumbuh cerdas, kreatif, dan mandiri dalam pengertian mampu menghadapi tantangan kehidupan. Orang tua masa kini menyadari betapa ketatnya persaingan yang akan dihadapi anak-anaknya kelak untuk dapat berhasil di kemudian hari. Sehingga pendidikan dan kegiatan belajar ditempatkan sebagai prioritas utama dalam hidup anak melebihi kegiatan lainnya.

Padahal U.S. Department of Education tahun 2010 menganjurkan agar anak-anak, khususnya di usia sekolah, memiliki lebih banyak jam istirahat di sepanjang jam belajar di kelas. Kegiatan bermain bebas saat jam istirahat justru berdampak positif; tak hanya meningkatkan kemampuan fisik, justru meningkatkan kemampuan kosentrasi dan performa saat belajar, meningkatkan motivasi dan prestasi, hingga yang paling penting meningkatkan keterampilan sosial yang vital berupa; kemampuan bekerja sama, leadership sekaligus followership pada anak.

Manfaat kegiatan bermain yang paling utama terhadap kemampuan belajar adalah berkembangnya fungsi eksekutif. Meski belum terlalu dikenal di Indonesia, peran fungsi eksekutif dalam kemampuan berpikir sudah dipelajari mendalam di berbagai negara maju. Menurut Dr. Ashok Jansari, ‘fungsi eksekutif’ adalah keterampilan yang memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, bersikap sesuai norma sosial, mengelola emosi mereka dan menunjukkan keterampilan mental tingkat tinggi seperti perencanaan, pengambilan keputusan dan mengingat untuk melakukan sesuatu di masa depan.

Tak jauh berbeda, rekomendasi yang sama dianjurkan pula oleh The National Association for Sport and Physical Education (2009) agar anak-anak terlibat setidaknya minimal 60 menit hingga beberapa jam setiap hari dalam kegiatan fisik yang tidak terstruktur di luar ruangan. Anak berespon antusias saat diajak bermain dengan tantangan motor di luar ruangan dan mengembangkan berbagai keterampilan baru melalui kegiatan bermain aktif tersebut.

Berdasarkan berbagai rekomendasi di atas, peran orang tua semakin nyata, memastikan agenda bermain selalu ada dalam schedule harian anak. Terutama bermain bebas di luar ruangan. Khawatir anak jadi kotor? Kotor dapat dibersihkan kembali. Namun pengalaman belajar dan mastering new skills, di setiap kesempatan bermain harian anak tak selalu terulang kembali.

Blogger Gathering “Berani Kotor itu Baik”

Di sebuah Sabtu pagi yang cerah, tepatnya 12 April 2014 kemarin, Kids Today Project berhasil mengumpulkan puluhan ibu-ibu dari berbagai bloggers community untuk berkumpul dalam acara Blogger Gathering yang diadakan di Yeyo Café kawasan Senopati Jakarta selatan. Dengan agenda utama membahas pentingnya kegiatan bermain bagi proses belajar anak dan berdiskusi tentang peran besar orang tua dalam kegiatan bermain tersebut.

Meski undangan ditujukan hanya untuk ibu-ibu blogger, ternyata para ayah banyak yang turut hadir berperan serta. Termasuk si kecil yang rata-rata sejak awal mampu mengikuti kegiatan orang tuanya dengan tertib.

Di salah satu area dalam ruangan tempat berlangsungnya acara ditempatkan pula sebuah ayunan yang di awal acara ditujukan sebagai area photo both untuk competition. Mainan ayunan segera menjadi pusat kegiatan bermain anak. Anak-anak bermain dengan seru, tak kalah antuasias dengan orang tuanya yang sedang bepartisipasi dalam acara ini, seolah menguatkan pesan utama tentang pentingnya kegiatan bermain.

Setelah menyaksikan tayangan film tentang “Anak-anak yang Sibuk” dan “Anak-anak Perkotaan” sebagai pembuka, seolah menyentakkan ibu-ibu blogger, betapa sudah seperti orang dewasa kegiatan anak saat ini. Mulai sejak bangun pagi hingga malam menjelang, anak disibukkan dengan berbagai kegiatan belajar dan les-les terkait pelajaran di sekolah.

Ternyata fenomena tersebut tak hanya terjadi di Indonesia, juga hampir di seluruh dunia. Bahkan dari data yang berhasil dikumpulkan oleh di Amerika, U.S. Department of Education tahun 2010 kemarin, selama sepuluh tahun terakhir disebutkan jam belajar anak bertambah panjang sementara jam bermain semakin terhapus dari kegiatan harian mereka.

Hasilnya? Anak bukannya mampu belajar lebih baik! Sebaliknya kebanyakan anak mengalami tekanan hingga stress, lelah, sukar berkonsentrasi saat belajar di kelas, mengalami penurunan performa belajar, bahkan lebih buruk, sejumlah anak menampilkan keluhan-keluhan fisik seperti sakit perut dan sakit kepala serta terhambat keterampilan sosialnya.

Kemudian dalam diskusi dipaparkan pentingnya keseimbangan antara kegiatan belajar, istirahat, dan bermain pada anak. Sejumlah ibu-ibu blogger baru menyadari ternyata anak butuh setidaknya lima jam kegiatan bermain perhari, baik dalam bentuk kegiatan pasif maupun aktif yang melibatkan berbagai kegiatan motor di luar ruangan, agar terpenuhi kebutuhannya akan bermain.

Dari paparan sejumlah data riset ternyata anak justru belajar melalui kegiatan bermain, terutama di usia “The Play Years”. Dimana kegiatan bermain mencapai puncak dan mendukung berbagai tumbuh kembang pada anak, terutama; pada aspek fisik dan senso-motor, kognitif (berkaitan dengan kecerdasan, berbahasa, kreativitas, dan fungsi-fungsi eksekutif), serta perkembangan psikososial (emosi positif, rasa percaya diri, dan keterampilan sosial).

Dari berbagai data riset diketahui ketika anak diberi kesempatan bermain di sela-sela kegiatan belajarnya, ternyata tak hanya mampu meningkatkan kemampuan fisik, justru meningkatkan kemampuan kosentrasi dan performa saat belajar. Bahkan berbagai perilaku mengganggu di dalam kelas berkurang, motivasi dan prestasi belajar anak meningkat, dan yang paling penting keterampilan sosial berupa; kemampuan bekerja sama, leadership sekaligus followership menjadi lebih baik.

Pada akhir sesi diskusi dibahas pentingnya peran orang tua dalam memfasilitasi kegiatan bermain anak dalam agenda kegiatan hariannya. Beberapa orang tua yang semula khawatir akan keamanan dan kebersihan anak selama bermain didorong untuk tak terlalu menunjukkan kekhawatiran yang berlebihan. Selama orang tua terlibat mengawasi kegiatan bermain dan bila perlu menemani anak dalam kegiatan aktif tersebut, kegiatan bermain akan berfungsi sebagai proses belajar anak tentang kehidupan.

Acara Blogger Gathering ini diharapkan menjadi “gong” yang kelak membawa efek domino bagi orang tua lainnya yang tak berkesempatan hadir untuk lebih terbuka matanya, tentang pentingnya kegiatan bermain aktif pada anak dan berani untuk kotor. Baju kotor bernoda dapat dibersihkan. Namun kesempatan belajar dan mastering new skills yang diperoleh di setiap kesempatan bermain harian anak belum tentu dapat terulang kembali.

Acara Blogger Gathering Kids Today Project ditutup dengan kejutan yang diterima oleh dua ibu dari komunitas blogger yang beruntung memenangkan doorprize berupa masing-masing sebuah peralatan elektronik idaman sebagai apresiasi atas partisipasi mereka di kegiatan gathering kali ini.

Senin, 09 Desember 2013

Bullying: The Darkside of Friendships

Meski pertemanan punya manfaat penting, enggak dipungkiri pertemanan juga bisa enggak menyenangkan dan berdampak destruktif alias merusak. Pertemanan yang baik setidaknya memenuhi tiga kriteria ini; 1) saling percaya, 2) mampu beri dukungan emosional, dan 3) sharing of interest. Sayang, tak selalu mudah melakukannya. Dalam kenyataan, adakalanya pertemanan memasuki periode-periode kegelapan. Salah satunya ketika melibatkan bullying.

Memahami Bullying Bully suatu bentuk perilaku agresif yang melibatkan paksaan, tekanan, dan kekerasan pada orang lain. Meski ada pula bully yang dilakukan secara tidak langsung. Seperti menjauhi seseorang hingga seolah ia menjadi ‘public enemy.’ Tipe bully seperti ini masuk kategori social bullying.

Umumnya bully enggak hanya dilakukan satu kali, melainkan terus menerus. Terutama, saat kekuatan enggak seimbang antara pelaku dan orang yang di- bully. Memang benar, terkadang aksi bully merupakan manifestasi dari perasaan iri dan cemburu. Apalagi ketika orang yang bersangkutan merasa punya dominasi dan merasa senior seperti kakak kelas atau atasan.

Bully enggak cuma dalam bentuk kekerasan fisik. Bisa juga dalam bentuk kekerasan verbal dan emosional. Ciri utamanya: melibatkan intimidasi. Selama ada interaksi antar manusia, ada potensi untuk terjadi bully. It’s like everywhere. Beware!

Atasi Bullying Untuk menghadapi situasi yang melibatkan bullying, kamu enggak bisa sendiri. Miliki support system. Support system bisa siapa pun dari sekitarmu, yang layak dijadikan teman. Penting membangun pertemanan yang solid. Dengan sesama korban bully, dengan teman lain yang sejajar, lebih rendah, juga lebih tinggi dan senior. Punya teman bikin pe-bully enggak punya nyali padamu.

Bila bullying dalam bentuk rumor dan gosip yang tidak benar, mudah. Abaikan. Enggak perlu dibahas pada yang menyebar rumor dan gosip. Kalau kamu konsisten dengan tindakanmu, kelak dia akan malu sendiri. Terutama saat sadar, semua orang paham rumor dan gosip yang beredar tentangmu enggak ada yang benar.

Cerdas Hadapi Cyber-Bullying: Fitnah di Media Sosial

Cyber-bullying

Ada beberapa aksi bully yang dilakukan dengan menggunakan teknologi sebagai alatnya, seperti; melalui media sosial twitter atau facebook. Umum disebut cyber-bullying.

Cyber-bullying sedikit berbeda dari bullying secara fisik, sosial, maupun verbal. Cyber-bullying bisa terjadi dimanapun dan kapanpun. Bahkan terkadang sukar dilacak karena bisa anonim alias tanpa nama, dapat beredar dengan cepat juga meluas, serta sukar dihapus.

Social bullying, juga dapat terjadi di ranah media sosial, seperti; twitter, facebook, instagram, dll. Umumnya ketika aksi bully yang melibatkan social-talk, gosip, rumor, diperpanjang dengan menggunakan media sosial, masalah bakal lebih runyam. Umum disebut cyber bullying.

Bentuk cyber-bullying yang paling umum adalah berupa fitnah. Umumnya fitnah yang ditebar bersumber dari ketakutan dan kecemasan pelaku bullying yang ditampilkan secara pasif-agresif; menebar fitnah dan rumor tentang orang yang dianggap ‘mengancam’.

Hadapi dengan Cerdas

Mengatasi cyber-bullying seperti ini pun sebetulnya tak terlalu sukar. Terutama bila memiliki kemampuan mengendalikan diri untuk tidak menanggapi fitnah yang beredar. Apalagi memberi klarifikasi pada orang yang bersangkutan. Seandainya dirasa perlu klarifikasi, lakukan japri (jalur pribadi) atau lakukan dengan meluruskan sendiri melalui “pres-con” di akun media sosial-mu tanpa melibatkan dan mention siapapun.

Tujuannya tidak memperpanjang drama yang seharusnya enggak ada dan menutup kemungkinan lebih banyak orang tahu tentang fitnah yang tidak benar itu. Ketika ditanggapi, orang akan semakin tertarik untuk tetap membicarakannya. Apalagi bila tokoh-tokoh yang terlibat saling memberi respon dan komentar.

Maklum, ada banyak orang di luar sana yang senangnya menonton konflik dan membesar-besarkannya agar bisa jadi social-talk dan topik gosip. It bonds people together. Namun pastikan, bukan kamu sasarannya!

Tips: silence is golden dalam situasi seperti ini. Seiring waktu isu tersebut akan hilang sendiri bila kamu dan kakak kelasmu tidak saling menanggapi. Dan pastikan ada sejumlah pertemanan di dekatmu. Ingat, orang ‘takut’ dan ‘enggan’ mengganggu pihak yang diketahui punya banyak teman. Ciayo!

Jumat, 06 Desember 2013

Tips Memilih Jurusan

Bingung Memilih Jurusan

Tanya: Diumurku yang sudah dewasa ini, aku belum tahu jurusan apa yang akan aku ambil nanti saat kuliah dan nanti akan jadi apa?

Jawab: Duh, enggak cuma kamu loh yang kebingungan dengan pilihan jurusan dan karier. Mereka yang sudah berusia tiga puluhan bahkan empat puluhan saja saja masih kebingungan menentukan pilihan karier dan pekerjaan yang tepat.

Malah banyak yang masih ragu, apakah dulu mereka sudah mengambil kuliah dengan jurusan yang sesuai? Dalam pengertian sesuai arah minat dan bakat.

Sebetulnya enggak ada orang yang lebih paham kamu selain dirimu sendiri. Kamu bisa menemukan arah minat dan bakatmu. Termasuk cita-cita ke depan. Yuk kita telusuri!

Cara memahaminya:

1) Pahami profil riwayat sekolah dan kegiatan hobi yang pernah kamu geluti. Amati, pelajaran dan kegiatan yang jadi favorit-mu sekaligus yang kamu mampu tampil menonjol. Nah. Bisa jadi itulah bakatmu;)

2) Pahami karakter kepribadianmu untuk menemukan bidang jurusan dan pilihan karier yang sesuai. Apakah kamu lebih kuat hafalan, menulis, dan diskusi (verbal), senang dengan gambar dan skema (visual), atau justru senang hitungan angka (matematis)? Perhatikan kamu orang yang senang berhubungan dengan ide-ide (kreatif), benda, angka, atau orang? Senang bekerja dalam setting yang rutin dan teratur atau diberi kebebasan dan dinamis? Nah kamu bisa temukan kecenderungan kepribadian berikut arah minatmu.

3) Untuk memudahkanmu, bisa juga dengan mempelajari berbagai profesi yang digeluti oleh orang-orang di keluarga besarmu. Maklum bakat dan minat kalian bisa saja mirip bahkan sama.

4) Untuk menemukan jurusan yang tepat, kamu perlu memahami informasi tentang jurusan dan pekerjaan terkait. Pahami, bahwa setiap bidang karier membutuhkan kemampuan (bakat) dan karakter kepribadian (serta minat) tertentu. Informasi tentang pekerjaan dapat kamu temukan di di U.S. Department of Labor’s Dictionary of Occupational Titles atau bisa juga di Occupational Outlook Handbook. Keduanya bisa kamu search di google. Meski dari negeri seberang, setidaknya bisa nambah informasi dan wawasan tentang profil pekerjaan. Temukan yang sesuai dengan kemampuan dan arah minatmu.

5) Bila masih ragu, kamu bisa berkunjung ke psikolog terdekat di area tempat tinggalmu untuk pemeriksaan minat dan bakat. Psikolog bisa ditemui di rumah sakit, klinik, maupun biro konsultasi terdekat. Umumnya psikolog bisa membantu menemukenali minat dan bakatmu melalaui sejumlah metode pemeriksaan, seperti; wawancara & observasi semi terstruktur, hingga memberikan sejumlah tes kemampuan, minat, dan kepribadian.

Right Person in the Right Place

Tahukah, rahasia sukses masa depan? Build a career, don't just have a job. Build a career dimungkinkan bila ada right person in the right place. FYI, selalu ada right person, yaitu kamu. Tugasmu menemukan right place agar kelak mampu membangun karier hebat nan mapan! Prosesnya? Dimulai dari sekarang, di bangku sekolah;)

Selasa, 08 Oktober 2013

Memaafkan dan Hidup Lebih Baik

Memaafkan tidak berkaitan dengan: melupakan, menyangkal, apalagi menekan perasaan, dengan mengatakan masalah tidak terjadi atau tidak merasa sakit hati dan kemudian menolerir kejadian yang menyakitkan.

4 Tahap Memaafkan

Untuk bisa memaafkan perlu melewati empat tahap berikut ini; 1.Uncovering; individu perlu memahami betapa besar dampak mendendam, marah, dan benci bagi kehidupannya sendiri.

2.Decision: membuat putusan, akan tetap menyimpan emosi negatif atau justru berbenah dan memaafkan.

3.Work: individu berpusat pada “issue atau masalah” secara langsung. Sehingga secara otomatis mengenyampingkan “pelaku”. Kemudian mencoba mengubah perspektif tentang masalah yang terjadi. Berpikir dari berbagai perspektif dan dimensi membangun ‘reframing’ sejumlah skema dan peghayatan yang dimiliki tentang kejadian yang dianggap menyakitkan.

4.Deepening Ketika “reframing” berhasil, masalah akan mampu dilihat dari perspektif yang berbeda secara mendalam. Sehingga tiba-tiba saja emosi yang tadinya negatif berubah menjadi netral karena pemahaman tentang masalah berubah. Saat itulah seseorang akan ready to forgive.

Tanpa kemampuan memaafkan, kemarahan, dendam, dan perasaan sakit hanya akan menjadi bayang kelam yang menghabiskan setiap bagian dari kehidupan individu. Bahkan menciptakan siklus permusuhan dan balas dendam berulang.

Manfaat Positif Memaafkan a). Michael McCullough (2000) mengatakan “memaafkan memungkinkan seseorang untuk bergerak melampaui kebutuhan akan balas dendam sekaligus membenahi ikatan sosial yang rusak.” b). Memaafkan meningkatkan kesejahteraan emosional, kesehatan secara fisik, dan mendukung kehidupan interpersonal menjadi lebih baik. c). Fakta riset dari Lawler dkk. (2003): individu akan merasakan adanya penurunan tekanan darah dan ketegangan otot hanya dengan “membayangkan” memberi maaf pada seseorang.

Berikan maaf Anda sekarang. Bukan sekedar 'to forgive but not to forget.' Melainkan 'to forgive then live a better life.'